Islamic Painting Club

Islamic Painting Club
Karya : GUNUNG SUKATON, Pengelola SEKAR IMAGE

Kamis, 26 November 2015

Tabir Kelam Kemanusiaan di Indonesia

Menyingkap Tabir Kelam Pelanggaran HAM di Indonesia

International People's Tribunal ini digelar untuk membuktikan terjadinya pelanggaran berat HAM yang selama ini tidak pernah diakui oleh negara.

Menyingkap Tabir Kelam Pelanggaran HAM di IndonesiaJenderal Suharto saat hadiri pemakaman 6 jenderal yang tewas dalam tragedi berdarah, pada 2 Oktober 1965. (Wikimedia Commons)
Setelah 50 tahun, peristiwa 1965 masih jadi isu sensitif di Indonesia. Ketika itu, diperkirakan sekitar satu juta orang yang dituduh menjadi anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan dikejar-kejar, dibunuh, dibantai, disiksa dan dianiaya. Anak-anak serta keluarga mereka mengalami represi selama puluhan tahun di bawah pemerintahan Orde Baru Jenderal Soeharto. Dan hingga kini belum ada pemeriksaan atas kasus itu.
Sejak tahun 2013, komunitas korban 1965, baik mereka yang berada di pengasingan maupun di Tanah Air telah menggagas dilaksanakannya Pengadilan Rakyat Internasional, atau International People's Tribunal (IPT). Pengadilan ini berupaya untuk untuk mengungkap peristiwa pembantaian di Indonesia antara tahun 1965 sampai 1966.
Kerja keras dan persiapan panjang komunitas tersebut kini mencapai puncaknya. IPT yang berupaya untuk mengungkap peristiwa pembantaian massal di Indonesia pada 1965 itu digelar di Den Haag, Belanda, pada 10-13 November 2015.
Dipilihnya Kota Den Haag, Belanda, sebagai tempat penyelenggaraan IPT 1965 bukan tanpa alasan. Kota Den Haag sering dianggap sebagai simbol keadilan dan perdamaian dunia. Selain itu, di kota ini juga terdapat Istana Perdamaian dan International Criminal Crime, atau Pengadilan Kriminal Internasional.
Sejumlah tribunal khusus, seperti Tribunal Yugoslavia, pernah diselenggarakan di kota itu. Peradilan khusus Tokyo Tribunal, peradilan untuk perbudakan seksual militer Jepang, juga diadakan di Den Haag pada 2001.

RAHASIA OTAK MANUSIA

Menguak Lima Misteri Otak

Beberapa dekade terakhir, para ilmuwan mulai menguak misteri di balik organ satu ini.

Menguak Lima Misteri OtakIlustrasi (Thinkstockphoto)
Selama berabad-abad, otak merupakan organ yang menjadi misteri. Hanya berpuluh tahun terakhir, para ilmuwan mulai menguak misteri di balik organ satu ini. Kecanggihan teknologi merupakan kuncinya.

Kendati untuk mengerti bagaimana otak bekerja merupakan hal yang masih harus diteliti hingga kini, ada lima studi penting yang menguak misteri otak. Sebagai berikut paparannya.

1. Cara memulihkan otak
Ketika berpikir, bergerak, bermimpi, bahkan mencintai, bagian otak yang bekerja adalah materi abu-abu atau yang juga dikenal dengan istilah korteks besar. Namun ternyata materi putih yang disebut juga dengan ganglia dasar juga ikut berperan.

Misalnya saat terjadi demensia atau kepikunan, banyak studi menunjukkan adanya plak pada materi abu-abu, sehingga pengobatan fokus pada daerah tersebut. Namun menurut Atticus Hainsworth, materi putih dan asupan darah pada otak juga sama pentingnya.

Warna putih pada bagian tersebut sebenarnya hasil dari lemak di sekitar akson yang merupakan perpanjangan tubuh sel saraf untuk membantu komunikasi antarsel. Materi putih pada otak berpotensi memicu kebocoran pembuluh darah sehingga berperan dalam meningkatkan risiko demensia.

Hal inilah yang membuat para peneliti perlu menemukan cara penyembuhan otak yang lebih baik, dengan mempertimbangan materi abu-abu dan materi putih pada otak.

2. Cara membuat otak jenius
Selama bertahun-tahun, kafein digunakan untuk meningkatkan rasa awas, namun obat pun bisa melakukannya. Ilmuwan saraf dari Cambridge University Barbara Sahakian mengatakan, meskipun penggunakan jangka panjang obat belum dapat dipastikan aman, namun ada obat tertentu yang dapat meningkatkan kemampuan otak.

"Sehingga obat cocok digunakan bagi mereka yang pekerjaannya membutuhkan konsentrasi tinggi seperti dokter bedah atau pilot," ujarnya.

Obat tersebut dapat meningkatkan produksi dopamin dan noradrenalin pada otak yang meningkatkan rasa awas dan kemampuan kognitif. Manfaatnya pun bisa dirasakan pada siswa-siswa yang hendak menghadapi ujian.

3. Memanfaatkan alam bawah sadar
Konsentrasi mungkin diperlukan untuk menyelesaikan tugas, namun alam bawah sadar mungkin juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan diri. Memainkan satu bagian musik yang paling rumit sekalipun dengan berulang-ulang dapat membantu orang untuk dapat melakukannya dengan lebih mudah.

Spesialis sel Tania Lisboa yang juga peneliti di Centre for Performance Science, London's Royal College of Music mengatakan, cara tersebut dapat memindahkan sesuatu dari alam sadar ke alam bawah sadar otak. Setelah berlatih berkali-kali, otak seorang musisi menyimpan memori tersebut pada bagian belakang otak yang disebut serebelum atau otak kecil.

4. Mimpi
Saat ini sudah 60 tahun lalu sejak para peneliti asal Chicago menemukan rapid eye movement (REM) yang kini dikaitkan dengan aktivitas bermimpi. Sebelumnya, bermimpi dipercaya adalah saat jiwa keluar dari tubuh dan kembali lagi saat menjelang waktu terbangun.

Fase tidur REM yang terjadi setiap 90 menit dimulai saat sinyal yang dikirimkan dasar otak mencapai korteks seberal, lapisan luar otak yang bertanggung jawab pada aktivitas belajar dan berpikir. Menurut Profesor Robert Stickgold dari Beth Israel Deaconess Medical Center for Sleep and Cognition di Boston, bermimpi merupakan aktivitas yang vital dalam proses pembentukan memori.

5. Mengobati sakit
Penyakit kronik merupakan permasalahan medis yang paling sulit untuk dipecahkan. Namun sebenarnya tanpa bantuan dari obat-obat pereda rasa sakit, para ahli bedah dapat menggunakan stimulasi otak untuk memberikan efek dari obat pada pasien. Teknik tersebut melibatkan elektroda yang dimasukan ke dalam otak.

Area sasaran distimulasi dengan elektroda yang terhubung dengan alat pacu bertenaga baterei. Melalui operasi bedah pula, alat tersebut diletakan pada bawah tulang leher pasien.

Pelopor teknik tersebut Prof Tipu Aziz dari John Radcliffe Hospital di Oxford mengatakan, stimulasi otak telah digunakan dalam mengobati penyakit parkinson dan depresi. Kini, metode tersebut juga dikembangkan untuk penyakit kronis.
(Unoviana Kartika, Kompas.com)