Islamic Painting Club

Islamic Painting Club
Karya : GUNUNG SUKATON, Pengelola SEKAR IMAGE

Sabtu, 30 Oktober 2021

Puisi G. Sukaton

 Ar Rahman

Karya : G. Sukaton

 


Maka nikmat Rabb-mu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan

Setelah turun lembar-lembar hikmah yang menjelaskan segala yang pasti menurut ukuran sebagai petunjuk dan rahmat untuk mengajari manusia berbicara dalam bahasa makhluk yang diciptakan dari air yang memancar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada pasangannya lalu disebutkan padanya satu persatu nama-nama benda catatan di jagad raya untuk kepentingannya lalu matahari dan bulan diletakan pada orbitnya agar dengan keteraturan tashbis peredarannya manusia dapat mengenal dzikir waktu lalu siapakah yang dapat mengambil pelajaran dari gambaran semesta yang menderas dari kalam Ilahi, sedikit sekali makhluk yang berjalan dengan dua kaki pandai bersyukur.

Maka nikmat Robb-mu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan

Setelah diolah tanah kering seperti tembikar menjadi makhluk yang berakal dan makhluk dari nyala api sebagai musuhnya abadi lalu Dia menyempurnakan qadar dibahu mizan lalu pepohonan tumbuh diatas tanah mati  karena sentuhan hujan yang dikandung awan jatuh ditempat yang sudah ditetapkan lalu angin menebarkan serangkum benih dari timur ke barat lewati pusaran musim yang teratur adalah harmoni. Daun-daun tua dan muda pergi dan datang menemui nasibnya diantara buah dan kelopak mayang gambaran semarak dunia tumbuh dari biji-bijian berselimut, dalam taman jiwa ada harum kembang sebagai hiburan orang-orang yang beriman.

Maka nikmat Rabb-mu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan

Setelah dipergilirkan dua musim sebagai tempat terbit dan terbenamnya matahari, lalu sinarnya yang mengandung kehidupan bersembunyi dalam senyap malam diantaranya umat yang bertaqwa berkecambah taubatan nasuha, menguntai doa-doa, nubuat dua laut yang bertemu, kilau mutiara dan marjan, bahtera yang berlayar tinggi laksana gunung dan ikan berkecipak, manusia yang membangkang dan beriman tak henti-hentinya mengusung pinta dan Engkau Yang Maha mengabulkan senantiasa dalam keadaan menciptakan, menghidupkan, mematikan, memelihara, memberi rezki dan menyempurnakan nikmat untuk makhluknya.

Maka nikmat Rabb-mu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan

Sampai nyala api dikobarkan lalu manusia yang berdosa berkeliling diantara air memuncak didih, dilepaskan cairan tembaga dihari perhitungan maka siapakah yang dapat melepaskan diri, saat amal manusia diperhitungkan dalam neraca tak bercela siapakah yang masih bisa mengemas dusta. Saat itu semua perselisihan terurai dan semua rahasi tanggal hijabnya. Setelah itu setiap manusia tidak ada lagi yang perlu ditanya. Saat langit terbuka menampakan kilapan minyak pada merah mawar yang merekah lalu Rabb-mu yang Maha Mulia lagi Maha bijaksana berfirman :

‘inilah jahannam yang engkau dustakan itu’.

Karya Lukis G. Sukaton


Lukisan "MUTILASI"



 

Selasa, 26 Oktober 2021

PUISI G. SUKATON

KABAR DARI JALAN

Oleh : G. Sukaton

Seorang anak gadis kecil melintas di tepi jalan mengejar harapan nya yang hilang
Sebelah kaki nya tertinggal di bangku sekolah terikat biaya yang menjerat
SPP melambung tinggi di langit tak terjangkau tangan nya yang kecil dan rapuh
Tumpukan buku-buku pelajaran berjajar di rak berdebu menjadi saksi bisu
Sumbangan pendidikan berlomba tak mau ketinggalan akhirnya mereka di jalan

Menjual suara, mengetuk rumah tua hati penguasa tapi tak terdengar jawab nya
Menjual derita, menyentuh rasa ratusan juta manusia tapi keras bagai baja
Menjual harga diri, untuk menggapai sejuta mimpi diantara timbunan angan-angan
Menjual cerita tentang kebodohan, kebohongan, tentang kepalsuan, dan kemunafikan
Barisan anak-anak putus sekolah terus mengular lahir dari rahim sistem pendidikan yang kacau

Aku lihat anak-anak usia produktif ber costum badut menyerbu lampu merah
Mereka bersimpuh diantara gebalau peradaban mempertontonkan adegan drama satir
Melukai setiap hati para pengguna jalan tidak mengerti apa yang sedang terjadi
Senyum pahit nya meronta-ronta tanpa suara dari balik topeng nya yang penuh luka
Ketika lampu menyala merah tangan-tangan badut itu melambai sendu kedalam hatiku

Bagaimana kita dapat menyiapkan generasi tangguh untuk merebut masa depan cemerlang
Bila anak-anak sekolah hanya diajari mengisi lembar soal ujian tanpa tahu masalah kehidupan
Jenjang pendidikan menjadi mesin pencetak generasi lemah yang tergantung pada kecerdasan buatan
Tidak akan sanggup menjawab tantangan jaman yang direncanakan para pemilik modal
Karena harga keringat guru honor tidak lebih besar dari uang jajan anak-anak pengusaha

Oh Potret buram pendidikan Indonesia mengapa tidak juga mau berubah
Menyiratkan warna kusam tak berwarna melahirkan generasi pencari kerja
Wajib belajar menjadi program mimpi setenga hati, tidak tuntas direalisasi
Karena rencana licik neo kapitalisme mencengkram kuat penguasa negeri ini
Dan bayangan hitam Neo imperialisme menjelma jadi penjajahan gaya baru


Ciawi, 20 September 2021


KABAR DARI JALAN