Islamic Painting Club

Islamic Painting Club
Karya : GUNUNG SUKATON, Pengelola SEKAR IMAGE

Senin, 21 Desember 2020

MEMBANGUN KEPRIBADIAN ISLAM CARA NABI

 MEMBANGUN KEPRIBADIAN ISLAM

Oleh : G. Sukaton


1989 Stephen R. Covey, merilis sebuah buku pengembangan diri berjudul Seven Habits,Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif. Terjual lebih dari 15 juta kopi dalam 38 bahasa sejak dipublikasikan, ditandai dengan dirilisnya edisi ulang tahun ke-15 tahun 2004. Covey menyajikan pendekatan untuk menjadi efektif dalam mencapai tujuan dengan menyelaraskan diri pada apa yang dia sebut sebagai prinsip etika karakter yang menurutnya universal dan abadi.

Beruntunglah kaum muslimin yang mencinati Rasulullah Saw dan berupaya sungguh-sungguh untuk mencontoh perilaku nya sehari-sehari. 

Ya, tidak kurang dari 1.400 tahun lalu, jauh sebelum Stephen R. Covey lahir kedunia, Nabi Muhammad Saw sudah memberi contoh pola hidup dan habit yang menjakjubkan, tidak saja membuat sehat -sehingga semasa hidup nya tidak pernah sakit-, tapi juga membuat “hidup menjadi lebih hidup”. Inilah 7(tujuh) kebiasaan Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya yang dapat membangun kepribadian manusia menjadi istimewa.

1. Bersegera ke Masjid untuk shalat berjamaah

Habit(kebiasaan) ini tentu seruan khas untuk kaum adam, sementara kaum hawa bisa bersegera sholat pada waktunya di rumah saja, itu lebih utama bagi nya. Inilah rahasia membangun sikap disiplin tingkat tinggi yang akan membuat nya menjadi umat terbaik(Khoiru Ummah) di muka bumi.

2. Shalat Tahajud

Ini adalah kebiasaan Rasulullah yang tidak pernah ditinggalkan nya sampai akhir hayat selama menjadi Nabi dan Rasul. Berduaan dimalam sunyi di peluk Dzat yang Maha Suci. Pantas kalau Rasulullah enggan meninggalkan moment ini. Maka bila kita mampu mencontoh nya insya Allah akan menangkat derajat kita dihadapan Allah diatas manusia yang lain. Inilah cara membangun kedekapan pribadi dengan al Kholiq agar kita mendapat tempat istimewa di sisi Nya.

3. Shalat Dhuha

Bisa dilakukan mulai jam 06 s/d setengan jam sebelum dzuhur

4. Membaca Qur’an setiap hari

Nikmatilah betapa dahsyatnya sensasi saat membaca larik-larik “surat cinta” yang dikirim dari Yang Maha Pencinta”, dan Dzikir yang paling utama adalah membaca al Qur’an dengan tartil, agar setiap huruf menjadi saksi saat di hisab.

5. Sedekah

Dalam matematika sedekah, diketahui bahwa sesungguhnya harta kita yang akan kekal abadi adalah yang disedekahkan dengan ikhlas. Itulah yang akan menyelamatkan kita nanti dari hisab Allah yang Maha Cepat dan Akurat.

6. Menjaga wudlu

Dengan terjaganya wudlu kita dari yang membatalkan, maka insya Allah dapat menahan kita dari perbuatan maksyiat. Sehingga mata, telinga, dan hati terjaga pula dari kerusakan. Ini juga dapat mengantarkan kita pada Syurga Allah. 

7. Istighfar setiap saat, 

Rasulullah SAW tidak pernah kurang dari 70-100 kali beristighfar dalam sehari. Lafaz istighfar ada 3:

1. Lafaz “Astaghfirullaah” .

أَسْتَغْفِرُ الله


2. Lafaz " Subhaanallaahu wa Bihamdihi Astaghfirullaah wa Atubu Ilaih ".


سُبْحَانَ اللهُ وَبِحَمْدِهِ، أَسْتَغْفِرُالله وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

3. Lafaz Sayyidul Istighfar .


اللهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ، لآ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ لَكَ بِذَنْبِيْ، فَاغْفِرْلِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ


" Ya Allah Engkaulah Tuhan-ku. Tiada Tuhan уаng berhak diibadahi ԁеngаn benar ѕеӏаіn Engkau. Engkau yаng tеӏаһ menciptakanku, ԁаn aku аԁаӏаһ Hamba-Mu. Aku аkаn mеnјаgа janji-Mu sebaik уаng aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu ԁагі keburukan segala уаng aku perbuat. Aku kеmbаӏі kepada-Mu ԁеngаn (mengakui) segala nikmat-Mu kepadaku. Dаn akupun kеmbаӏі kepada-Mu ԁеngаn (mengakui) sеmuа dosaku. Maka ampunilah aku. Kагеnа sesungguhnya tiada уаng bіѕа mengampuni dosa-dosa ѕеӏаіn һаnуа Engkau ".

Insya Allah dengan beristighfar setiap saat maka dosa-dosa kita akan terus berguguran.


Demikianlah tauladan Rasulullah Saw. pada umatnya untuk membangun kepribadian Islam, 

Wallahu ‘alam bishshawab.


Sirnagalih, 16 Desember 2020

Minggu, 20 Desember 2020

DAKWAH


BERPIKIR DALAM ISLAM

WAJIBNYA BELAJAR

Selasa, 15 Desember 2020

ALLAH ALLAH AGHISNA


Senin, 07 Desember 2020

CARA SYETAN MENGECOH MANUSIA


 

BAGAIMANA SYETAN MENGECOH MANUSIA

Oleh : G. Sukaton

 

Mengutip salah satu ulama terkenal, Ibnu Qayyim al-Jauzi, setidaknya ada 7 (tujuh) tingkatan godaan setan terhadap manusia.

Pertama, setan mengajak manusia kepada kemusyrikan. Pada level ini, setan mencoba mengecoh asas keimanan manusia untuk mengingkari Allah SWT sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa dan Yang Berhak Disembah. Seruan kepada kemusryikan ini terus mengalami perkembangan dan penyesuaian di setiap masa. Namun, pada hakikatnya, seruan kemusyrikan ini mengajak manusia untuk mengingkari Allah SWT, Tuhan Yang Esa, dan Menolak Aturan Nya kemudian membelokkan keimanan manusia kepada tuhan-tuhan lain (thagut), yang bisa berbentuk uang, kekayaan, Jabatan tinggi, popularitas dan lain sebagainya.


kedua, melakukan dosa-dosa besar. Setan menipu manusia yang telah beriman dan beramal shaleh. Tidak masalah bagi setan, jika ada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, selama mereka melakukan dosa-dosa besar. Karena, bisa jadi, keimanan dan amal saleh seseorang akan rusak ketika mereka terbiasa melakukan dosa-dosa besar.


ketiga, melakukan dosa-dosa kecil. Setan terus membujuk manusia dengan dosa-dosa kecil, memang tidak seberat dosa-dosa besar. Namun, dosa-dosa kecil yang dilakukan secara rutin dipastikan akan menutupi mata hati manusia (nurani). Sehingga, manusia yang terbiasa melakukan dosa-dosa kecil akan kehilangan nurani-nya, hingga kemudian hidayah Allah SWT, tidak akan pernah menyentuh hati manusia tersebut. Maka, sudah sepatutnya kita menghindari dosa-dosa kecil, sekecil apapun.


Keempat, seruan kepada khurafat(legenda/cerita bohong) dan bid’ah. Ketika amal yang dilakukan tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Banyak orang yang merasa telah menghimpun banyak amal-amal saleh, niatnya sudah benar dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Namun, karena ilmu yang sedikit dan tidak mau bertanya kepada alim-ulama, maka terjebaklah manusia-manusia itu kepada seruan setan, dengan menjalankan khurafat dan bid’ah.


kelima, amal-amal yang melalaikan. Setan terus mencoba menjerumuskan manusia untuk terkecoh dengan Amal-amal yang tidak menimbulkan dosa bila diamalkan, namun tidak juga memberikan pahala dan manfaat bagi yang melakukannya. Dalam tingkatan ini, setan terus mencoba mempengaruhi manusia agar tidak berbuat kebaikan, tapi sibuk dengan amal perbuatan yang sama sekali tidak memberi manfaat, sia-sia.


keenam, gagal dalam memilih prioritas amal. Ketika seseorang sudah memiliki akidah yang lurus, amal yang benar, menjauhkan diri dari perbuatan dosa-dosa besar, dosa-dosa kecil, bahkan dari sekedar amal yang sia-sia, maka setan terus menggoda manusia yang beriman dengan menghadirkan pilihan-pilihan amal kebajikan yang bervariasi nilai-nilai kebaikan dan manfaat nya, maka setan mencoba menggelincirkan manusia tersebut kepada amal yang nilai kebaikan dan manfaat nya paling rendah dari semua pilihan amal yang tersedia.


ketujuh, serangan yang bersifat psikologis, bahkan serangan fisik, adalah level di mana para nabi, rasul, dan para ulama penerus nabi dan rasul berada. Pada level ini, setan tidak lagi menampakkan godaan-godaan yang bersifat metafisik. Namun, setan yang telah frustasi ini dengan usaha yang keras mencoba mengecoh manusia sebagaimana dahulu telah dirasakan oleh para nabi, rasul, dan para ulama penerus para nabi dan rasul. Setan di level ini menyamar menjadi manusia yang menyebarkan fitnah-fitnah kepada orang-orang yang beriman untuk menghentikan ibadah dan amal kebaikannya. Bahkan, tidak segan, setan-setan tersebut menampakkan diri baik dalam wujud jin dan manusia, untuk mencelakakan orang-orang yang beriman.


Barangkali, sulit bagi kita yang notabene manusia-manusia biasa yang tak pernah luput dari kelalaian 

untuk menyamai ‘kelas’ sebagaimana para Nabi, Rasul, dan ulama warasatul anbiyaa. Namun, tidak semestinya juga kita berputus asa dalam amal kebaikan. Tidak ada salahnya bagi kita untuk mengup-grade diri dengan senantiasa meluruskan aqidah, benar dalam amal, selalu terjaga dari dosa-dosa kecil apalagi dosa-dosa besar, serta sangat menjaga diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia. Selalu menyibukkan diri dengan amal-amal kebaikan. Membuat prioritas amal yang memiliki manfaat terbanyak.


Sampai Ketika itu, kita menjadi insan yang gemar menabur kebajikan kepada setiap orang di sekeliling kita, bahkan lingkungan alam tempat kita menetap, menjadi rahmatan lil ‘alamiin.

Wallahu’aalam bishshawab[GS].

 

Ciawi, Tapos-Gugunung, 7 Desember 2020

Minggu, 06 Desember 2020

ALLAH MULIYAKAN HAMBANYA

 

BAGAIMANA ALLAH SWT MEMULIYAKAN HAMBA NYA

Oleh : G. Sukaton

 

Rasulullah Saw bersabda :

Demi Allah. Bukanlah kemiskinan yang aku khawatirkan menimpa kalian. Akan tetapi aku khawatir ketika dibukakan kepada kalian dunia sebagaimana telah dibukakan bagi orang-orang sebelum kalian. Kemudian kalian pun berlomba-lomba dalam mendapatkannya sebagaimana orang-orang yang terdahulu itu. Sehingga hal itu membuat kalian menjadi binasa sebagaimana mereka dibinasakan olehnya” (HR. Bukhari dan Muslim)

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Swt masih ingatkan pada fenomena alam di kota Palu yang terjadi pada akhir September 2018 lalu yang kemudian disebut likuifaksi. Bagaimana permukaan tanah tiba-tiba amblas sehingga apapun yang ada diatasnya, pohon, rumah beserta isinya seperti ditelan bumi. Peristiwa saat itu diawali gemba bumi berkekuatan 7,4 SR diikuti tsunami.

Wallahu ‘alam demikianlah peristiwa dimasa lampau yang diabadikan dalam al Qur’an, saat Allah Swt. mengadzab kesombongan dan ketamakan Qorun atas harta yang Allah limpahkan padanya berupa perhiasan dan batang-batang emas karena do’a Nabi Musa AS, agar Allah menolong Qorun yang tetap taat beribadah pada Allah Swt. meskipun pada saat itu masih hidup dalam kemiskinan yang amat menyedihkan. Allah Swt. berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya Qarun adalah termasuk kaum Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: "Janganlah kamu terlalu bangga; sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang terlalu membanggakan diri"(QS. Al Qasash:76)

 Dan bila kita simak firman Allah Swt yang artinya :

“Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Firaun, Haman, dan Qarun; maka mereka berkata, “(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.” (QS Ghafir 23-24.)

Nampak Allah Swt ingin memperlihatkan tiga sosok manusia durhaka yang bernama Firaun(gelar raja-raja Mesir kuno), simbol penguasa dzolim, Haman (Orang kepercayaan Firaun), simbol cendekiawan penjilat yang menjadi ‘stempel’ penguasa, dan Qorun adalah simbol Pengusaha Kaya namun tamak, mereka mewakili karakter manusia sepanjang jaman.

Lalu bagaimana hakikat nya cara Allah memuliyakan hambanya yang shalih. Apakah dengan melimpahkan harta nya, memberinya jabatan, atau menganugerahkan wajah dan tubuh yang rupawan?, ternyata bukan dengan itu semua. Karena Allah Swt. berfirman :

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.”(QS.al Hujurat:13)

Maka jelaslah sekarang apa yang mesti kita lakukan selama hidup di dunia, agar dengan waktu yang singkat ini kita bisa berlomba-lomba untuk menjadi hamba Nya yang paling taqwa.

Allahumma yassir umurona ya Allah, ya Allah mudahkanlah segala urusan kami ya Allah, Aamiin.

Selamat berlomba melakukan kebaikan, salam ukhuwah. Wallahu’alam bishshawab[GS]

 

Sirnagalih, 5 Desember 2020