Ar Rahman
Karya : G. Sukaton
Maka nikmat Rabb-mu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan
Setelah turun lembar-lembar hikmah yang menjelaskan segala yang pasti menurut ukuran sebagai petunjuk dan rahmat untuk mengajari manusia berbicara dalam bahasa makhluk yang diciptakan dari air yang memancar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada pasangannya lalu disebutkan padanya satu persatu nama-nama benda catatan di jagad raya untuk kepentingannya lalu matahari dan bulan diletakan pada orbitnya agar dengan keteraturan tashbis peredarannya manusia dapat mengenal dzikir waktu lalu siapakah yang dapat mengambil pelajaran dari gambaran semesta yang menderas dari kalam Ilahi, sedikit sekali makhluk yang berjalan dengan dua kaki pandai bersyukur.
Maka nikmat Robb-mu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan
Setelah diolah tanah kering seperti tembikar menjadi makhluk yang berakal dan makhluk dari nyala api sebagai musuhnya abadi lalu Dia menyempurnakan qadar dibahu mizan lalu pepohonan tumbuh diatas tanah mati karena sentuhan hujan yang dikandung awan jatuh ditempat yang sudah ditetapkan lalu angin menebarkan serangkum benih dari timur ke barat lewati pusaran musim yang teratur adalah harmoni. Daun-daun tua dan muda pergi dan datang menemui nasibnya diantara buah dan kelopak mayang gambaran semarak dunia tumbuh dari biji-bijian berselimut, dalam taman jiwa ada harum kembang sebagai hiburan orang-orang yang beriman.
Maka nikmat Rabb-mu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan
Setelah dipergilirkan dua musim sebagai tempat terbit dan terbenamnya matahari, lalu sinarnya yang mengandung kehidupan bersembunyi dalam senyap malam diantaranya umat yang bertaqwa berkecambah taubatan nasuha, menguntai doa-doa, nubuat dua laut yang bertemu, kilau mutiara dan marjan, bahtera yang berlayar tinggi laksana gunung dan ikan berkecipak, manusia yang membangkang dan beriman tak henti-hentinya mengusung pinta dan Engkau Yang Maha mengabulkan senantiasa dalam keadaan menciptakan, menghidupkan, mematikan, memelihara, memberi rezki dan menyempurnakan nikmat untuk makhluknya.
Maka nikmat Rabb-mu yang mana lagi yang hendak engkau dustakan
Sampai nyala api dikobarkan lalu manusia yang berdosa berkeliling diantara air memuncak didih, dilepaskan cairan tembaga dihari perhitungan maka siapakah yang dapat melepaskan diri, saat amal manusia diperhitungkan dalam neraca tak bercela siapakah yang masih bisa mengemas dusta. Saat itu semua perselisihan terurai dan semua rahasi tanggal hijabnya. Setelah itu setiap manusia tidak ada lagi yang perlu ditanya. Saat langit terbuka menampakan kilapan minyak pada merah mawar yang merekah lalu Rabb-mu yang Maha Mulia lagi Maha bijaksana berfirman :
‘inilah jahannam yang engkau dustakan itu’.