Islamic Painting Club

Islamic Painting Club
Karya : GUNUNG SUKATON, Pengelola SEKAR IMAGE

Rabu, 05 Oktober 2022

AKU DI JALAN

Oleh : G. Sukaton

 

Dengan bekal doa dan niat yang kuat aku bergegas kembali ke jalan menyapa kehidupan.

Tempat kami dulu dengan senang hati menyemai benih-benih perjuangan, bukan kebencian.

Bersama segenggam semangat yang sudah kian matang dan terus kami emban.

Tidak lupa kubawa serta anak-anak jaman yang sudah dibesarkan oleh waktu sebagai teman.

Maka terimalah setiap tetes peluh dan letih persembahan kecil ini sebagai doa ya Robbal ‘alamin.

 

Kaki-kaki penopang tubuh renta ini memang sudah tidak sekuat dulu lagi

Tapi mohon biarkanlah aku tetap berdiri paling depan menghadang setiap terpaan menjadi pagar bagi siapa yang disakiti

Meski sendi-sendi mulai gemetar dan keringat terus mengucur dari kulit keriput ini

Ku harap dapat menjelma menjadi sungai harapan yang akan mengalirkan generasi terbaik negeri ini

Menjadi gelombang pasang samudera peradaban manusia yang selama berabad di nanti.

 

Berhembuslah angin perubahan agar reda rasa sakit yang kian tak tertahankan mendera zaman Tumbuhkan keberanian dalam benak kami untuk merubuhkan bangunan keserakahan kaum tiran Bangunkan kesadaran jiwa-jiwa yang terlalu lama di nina bobokan, agar segera tegak dan kokoh kembali tiang-tiang persaudaraan.

Luluh lantakan jaringan kejahatan dan rumah-rumah kesombongan dari dalam hati dan ingatan

karena kebodohan dan kebohongan yang tealh menjadi berita harian harus segera dihentikan.  

 

Dimanakah para pencari ilmu bersembunyi, kemanakah para pemberani berjiwa suci pergi.

Jangan biarkan jalan ini menjadi sunyi tanpa seruan menggetarkan udara pagi.

Marilah mendekat kesini, temani aku menempuh perjalanan menyongsong cahaya Ilahi.

Mari mendekatlah ke sini bergerak ditengah genangan keringat rakyat yang terus diperas kekuatan asing yang mengangkangi negeri.

Lihatlah betapa nestapanya nasib generasi negeri ini jadi permainan saudaranya sendiri.

 

Kembalilah wahai para pemberani yang dulu pernah berjaya menjaga perbatasan tanah subur.

Hutan gundul tak mampu menampung curahan air hujan menyerap kedalam benak bumi yang gembur.

Karena kekayaan alam yang melimpah dibiarkan dijarah para pendatang menjadi berita setiap hari. Maka sempurnalah cerita duka di negeri khatulistiwa ini

karena gerombolan para pencuri yang kebal hukum sudah berteman akrab dengan para petinggi.

 

Bogor, 7 September 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa komentar anda?