Islamic Painting Club

Islamic Painting Club
Karya : GUNUNG SUKATON, Pengelola SEKAR IMAGE

Senin, 25 Januari 2016

Rahasia Belajar





Belajar efektif


Mengapa manusia wajib belajar?
Bagaimana belajar efektif dan sesuai dengan fitrah manusia?.
Apakah al Qur’an menunjuki manusia cara belajar?.

Firman allah Swt.:

“Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QTS. An Nahl[16]:108)

Pada hakikatnya belajar adalah salah satu bentuk ibadah dan tanda ketundukan manusia sebagai makhluk kepada Al Khaliq. Karena itu aktifitas belajar harus diawali dengan niat yang lurus dengan maksud mendekat untuk ta’at pada Allah. Dan niat adalah pekerjaan hati, sementara Allah Maha Mendengar bisikan hati yang paling dalam dan paling halus sekalipun. Maka niat harus dilakukan dengan sadar dan ikhlas.
Sebagai seorang makhluk yang diciptakan, sebenarnya manusia tidak memiliki kemampuan untuk memahami sesuatu dengan benar bila Allah Swt tidak ridha atas apa yang di pelajari tersebut. Maka setelah Allah menuntup pintu hati, pendengaran dan telinga kita sebagai sarana belajar, tidak ada lagi yang dapat dipahami oleh manusia, selain kesia-siaan saja.
Bahkan apapun yang kita rasa sebagai ilmu dan pemahaman yang didapat melalui proses belajar, sesungguhnya hanyalah sarana yang akan menyeret manusia ke jurang kehancuran baik di dunia maupun di akhirat, bila tidak mendapat petunjuk Allah Swt.
Firman Nya :

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.”
(QTS. Al A’raaf[7]:179)

Oleh sebab itu, belajar yang efektif haruslah mengikuti petunjuk dan bimbingan dari Allah Swt sebagai pencita manusia.
Firman Nya :

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QTS. Ali Imran[3]:191)

Maka dari dua ayat diatas dapatlah di tarik kesimpulan, bahwa Allah Swt telah memberikan beberapa potensi sebagai sarana untuk belajar pada manusia yakni :

1. hati yang dipenuhi keimanan pada Allah swt, sehingga senantiasa tunduk dan ridha pada ketetapan yang sudah dijelaskan dalam hukum syara serta senantiasa berjuang dengan sekuat tenaga untuk patuh dan taat pada semua perintah dan larangan Nya.
Inilah  yang dimaksud “takwa dengan sebenar-benar takwa. Ini pula target pendidikan hati.
Dengan niat yang lurus menjadikan aktifitas belajar hanya ditujukan untuk beribadah pada Allah dan memenuhi seruan Nya, maka belajar jadi lebih mudah dan terarah.
“Hidupnya hati kalau didalam nya ada rasa iman, matinya (hati) kalau didalamnya terdapat dorongan kekufuran, sehatnya (hati) kalau seseorang selalu melaksanakan ketaatan, sakitnya (hati) kalau seseorang selalu tekun mengerjakan perbuatan maksyiat, bangun tegaknya (hati) kalau seseorang selalu berdzikir kepada Allah, tidurnya (hati) kalau seseorang lalai mengerjakan perintah Allah SWT.” (HR. Tirmiziy)

2. Akal, Sesungguhnya yang membedakan manusia dari makhluk hidup yang lain adalah diberikan nya akal. Maka sangat relevan bila Allah swt, mengingatkan pada manusia agar mengoptimalkan fungsi akalnya dalam memahami tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di alam raya. Firman Nya :
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QTS. Yusuf[12]:111)

Dan firman Nya:
“yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.”
(QTS. Az Zumar[39]:18)

Untuk lebih jelas lagi meyakini fungsi strtegis akal manusia sebagai sarana belajar, mari kita telisik ayat di bawah ini :

“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QTS.az Zumar[39]:21)

Sekarang jelas lah mengapa Islam mengatur dalam hukum syara tentang penting nya memelihara akal dari kerusakan. Hakikatnya meminum khamer itu dapat merusak fungsi akal, maka syara mengharamkan nya. Demikian juga alasan syara melarang seorang muslim mengkonsumsi obat-obatan terlarang, karena dapat berdampak melemahkan dan merusak fungsi akal yang menjadi sarana penting untuk belajar itu.
Tidak hanya untuk belajar dalam pengertian umum, bahkan belajar untuk meyakini eksistensi kekuasaan Allah SWT. Fungsi akal juga memiliki peranan penting, firman Nya :

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (QTS. ali Imran[3]:190)

3. Panca indra, yang senantiasa terjaga dari aktifitas segala macam kesia-siaan dan kemaksiatan. Pancan indra yang senantiasa menghindari kemaksiatan menjadi tajam dan peka, dengan begitu manusia mampu mencerap semua tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran Allah yang ada di alam semesta, baik di darat, laut, maupun udara. Dari aktifitas belajar yang diridhai Allah pasti akan menghasilkan ilmu yang bermanfaat bagi peradaban manusia. Cobalah amati dengan seksama, sebagian besar para ilmuwan muslim periode awal adalah para fuqoha yang memahami hukum syara dengan baik. Hal tersebut menunjukan satu hal, yakni landasan ilmu yang paling kokoh adalah ketaatan pada Allah SWT.

Hati memiliki peranan yang utama dan menentukan baik buruknya kualitas manusia dihadapan Allah. Hal ini dengan jelas Allah tunjukan dalam firman Nya :
“maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”. (QTS. Al Hajj[22]:46)

Lalu apa saja yang boleh menjadi objek pengamatan dalam proses belajar bagi manusia?

Apakah Islam membatasi objek yang boleh dipelajari manusia?
Mari kita hayati dengan seksama beberapa ayat, petunjuk yang sudah diberikan Allah SWT dalam al Qur’an dibawah ini.
Firman Nya :
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”(QTS.al Baqarah[2]:164)
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan”
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,”(QTS.al Ghasyiyah[88]:17)
Dari ayat tersebut diatas Allah Swt dengan jelas mengarahkan perhatian manusia pada :
*      penciptaan alam raya yang sangat luas,
*      kelahiran manusia di dunia yang sangat dramatik,
*      dan hidup yang penuh misteri.
Yang demikian tersebut ditujukan agar manusia sungguh-sungguh merenungkan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dengan akal yang sudah dianugerahkan Nya, sebagai salah satu bukti kekuasaan Nya.
Sungguh dengan mengamati dan memikirkan ciptaan Allah yang ada dialam raya akan melejitkan potensi kecerdasan manusia.
Adakah manusia yang mau mengambil pelajaran?
Bagaimanakah Allah mengajari manusia?
Firman Nya :
تَعْلَمُونَ تَكُونُوا لَمْ مَا عَلَّمَكُمْ كَمَا
“sebagaimana Allah telah mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah[2]:239)
Pada hakikatnya Allah lah yang telah mengajari manusia satu per satu dengan kalam Nya sehingga dia dapat mengetahui sesuatu yang semuala tidak diketahuinya bahkan tidak terpikirkan dalam benak.
Firman Nya :
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,” (QTS. Al Baqarah[2]:31)

Bagaimanakah kondisi manusia bila tidak mau belajar?
Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa bila manusia tidak belajar dalam waktu yang lama maka kecerdasan nya akan mengalami penurunan signifikan.
Itulah sebab nya Islam dari awal kedatangan nya, memerintahkan kaum muslimin untuk belajar mulai dari liang rahim sampai liang lahat. Para pemikir pendidikan barat baru menyadari hal tersebut di abad duapuluhan dengan statement long life educations.

Di masa keemasan daulah Khilafah, pada saat kehidupan kaum muslimin masih diatur oleh hukum syara, aktifitas belajar selalu dikaitkan dengan Islam sebagai ideologi negara.
Perhatian Khalifah juga sangat tinggi pada pendidikan, sehingga aktifitas belajar mendapat tempat yang istimewa dan senantiasa diatur dan dilayani oleh negara dengan alokasi anggaran yang besar.
Hal tersebut dapat dilihat dengan fasilitas belajar yang sangat lengkap berupa tenaga pengajar yang profesional dan dibayar mahal oleh negar dan perpustakaan yang memiliki koleksi buku lebih dari cukup untuk dimanfaatkan oleh kaum muslimin tanpa ada pungutan biaya. Hasil nya selama rentang waktu hampir tiga belas abad, Islam menjadi barometer peradaban dunia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apa komentar anda?