Menciptakan Inovasi dan Kreativitas Guru
Masih banyaknya guru yang memakai metode ceramah dalam pembelajaran di kelas, tidak memanfaatkan fasilitas ilmu dan teknologi walaupun internet, komputer, laptop, bahkan infokus sudah terpasang di setiap kelas. Guru tidak melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga peserta didik akan merasa bosan dan jenuh dengan model pembelajaran yang monoton tidak ada kreativitas guru. Inovasi terjadi ketika seseorang memanfaatkan alat baru dan teknologi baru (Goatley dan Johnston, 2013).
Pendidikan, kreativitas, dan pemberdayaan ekonomi memiliki cakupan yang luas bagi para ahli di berbagai bidang keilmuan (Falola dan Abidogun, 2015). Pendidikan pada dasarnya sebagai upaya paling utama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa guna menciptakan pembangunan kehidupan yang lebih beradab dan berbudaya. Hanya dengan pendidikan yang bermutu maka dapat tercipta keunggulan bangsa dalam menghadapi persaingan global yang semakin cepat dan kompetitif. Diperlukan pengelolaan pendidikan yang berorientasi pada bagaimana menciptakan perubahan yang lebih baik di masa yang akan datang. Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar penyelenggaraan dan reformasi pendidikan diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Undang-Undang tersebut memuat visi, misi, fungsi, dan tujuan Pendidikan Nasional yaitu untuk mewujudkan Pendidikan Nasional yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat dan berdaya saing dalam kehidupan global.
Pembelajaran yang bermutu sangat diperlukan oleh setiap peserta didik. Memasuki era globalisasi sekarang, setiap peserta didik membutuhkan waktu untuk belajar. Keterbatasan waktu dan biaya dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), dibutuhkan inovasi sistem pembelajaran yang berbasis teknologi informasi. Inovasi sistem pembelajaran akan terus berjalan secara dinamis dan berubah dari waktu ke waktu karena berbagai kebutuhan manusia untuk belajar semakin meningkat. Banyaknya faktor perubahan di era globalisasi turut serta berfungsi sebagai katalisator revolusi sistem pembelajaran dari sistem manual dan konvensional menjadi suatu sistem yang efektif dan efisien. Dengan demikian, dapat terwujud transformasi pengetahuan yang cepat dan mudah diakses oleh setiap PTK (Daryanto, 2013).
Ide, proses, dan hasil dari upaya inovasi yang dilakukan dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari keberhasilan semua pihak, khususnya dalam dunia pendidikan dalam memaknai teknologi. Teknologi dipandang sebagai ide, proses, dan produk sehingga dari ketiga hal inilah pada akhirnya ada berbagai prosedur, pendekatan, strategi, model terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran. Pembelajaran yang mengadopsi hasil pikir dan rancang bangun suatu ide yang diwujudkan dalam produk tertentu dan memberikan kemudahan dalam pembelajaran menjadi salah satu pemahaman terhadap teknologi pembelajaran. Teknologi pembelajaran merupakan suatu ide dan rancang bangun tentang bagaimana suatu proses pembelajaran bisa berkualitas melalui pengukuran efektivitas dan efisiensi serta akselerasi pencapain perubahan perilaku peserta didik (Darmawan, 2012).
Masih banyak guru yang tidak inovatif, padahal guru masih dapat memanfaatkan internet untuk mengembangkan inovasi. Diantara 5,6 juta guru di Indonesia, baru sekitar 2% guru yang inovatif, artinya 98% guru tidak inovatif (Iskandar, 2013). Fenomena rendahnya inovasi guru juga terjadi di Kabupaten Bekasi. Menurut Saepulloh (2014) selaku Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi. Rendahnya motivasi disebabkan antara lain belum mampunya guru dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kurikulum, penguasaan teknologi yang masih rendah, proses pembelajaran tidak variatif dan masih menggunakan cara belajar yang lama, yaitu dengan menggunakan model ceramah, penggunaan buku cetak tanpa ada keinginan untuk membuat bahan ajar sendiri. Hal-hal tersebut mengindikasikan bahwa inovasi guru SMA Negeri di Kabupaten Bekasi masih rendah.
Inovasi menurut Ellitan dan Anatan (2009) adalah perubahan yang dilakukan dalam organisasi yang di dalamnya mencakup kreativitas guru dalam menciptakan produk baru, jasa, ide, maupun proses baru. Inovasi merupakan sistem aktivitas organisasi yang menstransformasi teknologi mulai dari ide sampai komersialisasi. Inovasi mengacu pada pembaruan suatu produk, proses dan jasa. Budaya inovasi merupakan nilai-nilai dan norma-norma anggota organisasi yang menjunjung tinggi kreativitas dalam inovasi untuk menciptakan keunggulan. Tanpa adanya budaya inovasi maka perilaku individu tidak akan mendorong terciptanya produk inovatif yang lebih unggul. Sa’ud (2012) berpendapat bahwa inovasi pendidikan merupakan suatu perubahan baru dan bersifat kualitatif yang berbeda dari sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan. Pendidikan merupakan suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, perguruan tinggi atau lembaga pendidikan yang lain maupun sistem dalam arti luas, misalnya sistem pendidikan nasional.
Timbulnya inovasi dan kreativitas guru dalam pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam dan progresif. Inovasi pendidikan merupakan upaya dasar untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar lebih efektif dan efisien Guru sebagai pendorong kreativitas menjadi hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar kita.
Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu. Sebagai guru yang kreatif, ia menyadari bahwa kreativitas merupakan hal yang universal karena semua kegiatan ditopang, dibimbing dan dibangkitkan oleh kesadaran itu. Guru adalah seorang kreator dan motivator yang berada dalam pusat proses pendidikan. Kreativitas guru menunjukkan bahwa apa yang dikerjakan oleh guru sekarang lebih baik dari yang telah dikerjakan sebelumnya dan apa yang dikerjakan guru di masa mendatang lebih baik dari sekarang (Mulyasa, 2010).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Apa komentar anda?